SUKABUMI EUNDEUR 2017



Dimulai setelah tengah hari, pergelaran ke-13 sejak pertama kali diadakan pada tahun 2000 ini dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama berakhir saat break Azhar dilanjutkan dengan sesi kedua hingga acara berakhir. Sesi pertama yang diramaikan oleh After Death, Crazy Bottom, Aral Subha, Bloody Underwear, The Cruel, band tuan rumah Angel of Death, dan unit cadas berbahasa Sunda Undergod cukup meriah, terbukti dari pangunjung yang makin ke sini semakin bertambah, walaupun penampilan tujuh band harus dimampatkan hanya dalam waktu sekitar dua jam.

Sesi kedua dibuka dengan penampilan Taring. Walaupun setnya sempat dipotong karena keterbatasan waktu, melalui penampilan yang ditutup dengan "Kata-Kata Belum Binasah" ini, mereka berhasil membuat para metalhead yang tadinya terpencar saat istirahat membuat circle pit.

Beberapa saat setelah azan Maghrib, giliran band asli Sukabumi, Repton memanaskan rumah sendiri. Band death metal dengan ciri khas penutup muka ini membawakan "Pendusta," "Biadab," "Terbunuh," "Dibungkam," dan "Gila Hormat" untuk menghibur para pengunjung yang tidak lagi diguyur hujan. "(Acara) ini bisa mendorong band Sukabumi untuk berkarya karena cuma butuh satu rilisan fisik untuk bisa main di sini," ujar sang vokalis, Rivana saat ditemui di belakang panggung usai penampilan mereka.

Momen tidak terlupakan hadir saat "Tiga Titik Hitam" dimainkan. "Udah kayak Ariel (Noah) belum?" tanya Vicky (vokal) kepada penonton sembari memegang gitar akustik. Lagu ini dibawakan sebagai momen mengenang sebelas tahun wafatnya vokalis sebelumnya, Ivan Scumbag. Suasana lagu yang berawal dari lembutnya vokal diiringi gitar akustik Vicky berlanjut dengan iringan gebukan drum dan distorsi membuat pengunjung di depan bisa-bisanya menangis sambil tetap menggila.
Musik boleh beranjak dari metal, tapi pengunjung belum boleh berhenti saling terpental. Scimmiaska hadir dengan kuartet brass, instrumen wajib ska menemani suara vokal Givani Gumilang. Badan mungilnya yang tidak mau diam, menari, meloncat, dan berputar bukan hanya membawa penonton ikut bergoyang tapi bahkan membuat fotografer sulit memotretnya. Pembukaan yang sesuai untuk penampil setelahnya.
Penutup kali ini dipersembahkan oleh Rosemary. Keiginan penonton yang masih ingin berdansa karena Scimmiaska sebelumnya terpenuhi berkat unit skatepunk asal Bandung ini. Segera, para metalhead di depan tergantikan oleh para W. A. R. S., walaupun sebagian dari mereka merupakan orang yang sama. Ink (vokal/gitar) dengan leluasa menguasai panggung hingga ke riser drum yang lebih tinggi di belakang karena dua set drum yang sebelumnya disediakan sudah dibereskan, keuntungan bagi penampil terakhir. Lagu andalan mereka selama bertahun-tahun, "Punk Rock Show" tetap dijadikan penutup setelah sebelumnya memainkan potongan dari "Super Girl."

Jumlah penonton hingga 6000 orang diakui panitia sebagai tanda paling suksesnya acara ini dibanding seri-seri sebelumnya Sukabumi Eundeur. "Dimulai tahun 2000. Dulunya hanya perayaan tujuh belasan lah istilahnya. Pemuda desa berkumpul membuat acara," kata project manager, Vallerian, menceritakan bagaimana Sukabumi Eundeur terbentuk. "Selanjutnya, kami rencananya ingin membawa band internasional ke sini."

Comments

Popular posts from this blog

LEGENDA DAN MITOS CURUNG CIMARINJUNG - CILETUH - SUKABUMI - JAWA BARAT

PULAU KUNTI - GEOPARK CILETUH - SUKABUMI #CPUGG

GUNUNG KAYU DAMAR - SUKABUMI